Saat ini Anggun bermukim di Perancis dan Kanada untuk melanjutkan karier internasionalnya. Sejak tahun 1997, album-album Anggun direkam dalam dua bahasa, Inggris dan Perancis. Dengan 4 album internasionalnya, Anggun tercatat sebagai penyanyi Asia paling sukses di luar Asia.
Kehidupan dan karier
[sunting] Masa kecil dan karier di Indonesia (1974-1994)
Anggun lahir di Jakarta pada tanggal 29 April 1974 dari pasangan Darto Singo, seorang seniman Indonesia dengan Dien Herdina, seorang ibu rumah tangga berdarah keraton Yogyakarta.[1] Anggun menempuh pendidikan dasarnya di sebuah sekolah Katolik di Jakarta, walaupun Anggun adalah seorang Muslim. Anggun hidup dalam keluarga yang penuh seni. Sejak usia 7 tahun Anggun digembleng latihan vokal setiap hari oleh ayahnya.[8] Anggun diajarkan berbagai latihan teknik vokal dengan penuh disiplin. Tidak hanya itu, Anggun juga diajarkan bermain piano. Dengan dimanajeri ibunya, Anggun kemudian mulai tampil di atas panggung, meskipun sering hanya dengan imbalan nasi bungkus.[8] Pada usia 9 tahun, Anggun mulai menciptakan lagu-lagunya sendiri dan mulai merekan album anak-anak.[4]
Saat menginjak usia 12 tahun, Anggun meluncurkan album rock pertamanya berjudul Dunia Aku Punya. Album tersebut diproduseri oleh gitaris rock terkenal Indonesia, Ian Antono.[1] Album pertamanya mendapat sambutan yang lumayan di akhir tahun 1980-an. Nama Anggun mencapai puncak popularitasnya di tahun 1990 setelah merilis singel berjudul "Mimpi",[9] kemudian disusul "Tua Tua Keladi" dan "Takut" yang menjadi hits saat itu.[10] Anggun berhasil meraih penghargaan sebagai "Artis Indonesia Terpopuler 1990-1991".[4][5] Anggun kemudian merilis banyak singel dan album, mengantarkannya menjadi penyanyi rock remaja papan atas di era awal 1990-an.[4]
Di tengah puncak popularitasnya sebagai 'lady rocker' di Indonesia, Anggun malah memutuskan untuk menikah muda pada tahun 1992 dengan Michel de Ghea, seorang warga negara Perancis. Anggun pertama kali bertemu dengan Michel saat mengadakan tour ke Banjarmasin.[8] Meskipun demikian, ternyata popularitas Anggun tidak meredup. Ia kemudian berhasil menjadi penyanyi termuda yang mendirikan perusahaan rekamanya sendiri, PT Bali Cipta Record.[5]
Hingga tahun 1994, Anggun sudah tercatat sebagai penyanyi mapan di Indonesia dengan penjualan mencapai jutaan kopi. Selain telah memiliki perusahaan rekaman sendiri, Anggun juga telah memproduseri sendiri albumnya.[11] Anggun telah merilis sebanyak 5 album solo yaitu Dunia Aku Punya (1986), Anak Putih Abu Abu (1991), Nocturno (1992), Anggun C. Sasmi... Lah!!! (1993) dan Yang Hilang (1994), ditambah belasan singel dan kompilasi.[12]
[sunting] Perjuangan menuju karier internasional (1995-1996)
Anggun kemudian mulai merasa tidak puas dengan kesuksesannya di Indonesia dan bermimpi menjadi artis bertaraf internasional. Pada tahun 1994, Anggun bertekad untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Setelah menjual perusahaan rekamannya, Anggun nekat hijrah ke Eropa bersama suaminya, Michel de Ghea dan meninggalkan segala popularitas yang dimilikinya di Indonesia.
Anggun menetap di London, Inggris selama setahun dan memulai kariernya lagi dari nol. Selama di London, Anggun rajin mengirim demo rekaman ke berbagai studio di Inggris dan juga pergi ke klub-klub untuk memperkenalkan dirinya sebagai penyanyi. Biaya hidup yang tinggi di London, membuat uang hasil penjualan perusahaan rekaman Anggun habis sedikit demi sedikit.[13] Di tengah kondisi yang demikian, Anggun pun harus menerima kekecewaan tatkala semua demo rekamannya tidak mendapat sambutan yang positif. Anggun akhirnya berada pada kesimpulan bahwa kariernya tidak akan pernah tumbuh di Inggris dan berencana untuk memulai karier di negara Eropa lain. Anggun lalu berniat untuk pindah ke Belanda, dimana lebih banyak terdapat orang Indonesia. Di perjalanan menuju Belanda, Anggun membatalkan niatnya dan memutuskan untuk memulai karier di Perancis.
Pada tahun 1996, akhirnya Anggun berhasil bertemu dengan Erick Benzi, salah seorang produser besar Perancis yang pernah menangani album sejumlah penyanyi terkenal seperti Celine Dion, Jean-Jacques Goldman, Jhonny Hallyday dan lainnya.[6] Benzi pun terpikat oleh kemampuan vokal Anggun, dan seketika menawarkannya untuk rekaman album. Pada tahun yang sama, Anggun terbang ke Manila, Filipina untuk mengikuti audisi Sony Music International. Dalam audisi tersebut, Anggun berhasil menyisihkan para penyanyi dari berbagai negara hingga akhirnya berhasil mendapat kontrak Sony Music untuk 5 album.
Anggun kemudian juga mempelajari bahasa Perancis di Alliance Française selama sebulan.[14][8] Setelah itu, Anggun dan Benzi mulai membuat rekaman untuk album internasional pertama Anggun.
[sunting] Album pertama dan kesuskesan internasional (1997-1999)
24 Juni 1997 merupakan tanggal keramat bagi Anggun ketika album pertamanya Au nom de la lune dilepas ke pasaran Perancis. Singel pertama Anggun, "La neige au Sahara", mendapat tempat di hati peminat musik Perancis bahkan hingga Belgia, Swiss, dan Kanada.[5] Singel ini tercatat sebagai lagu yang paling sering diputar di radio-radio Perancis tahun 1997 dan menjadi salah satu Hit Summer '97.[6] Uniknya, di album ini Anggun berubah total dari seorang 'lady rokcer' tomboy menjadi penyanyi pop yang romantis dan sensual.[15][8][16] Album memuat elemen musik dunia ditambah bunyi-bunyian instrumen tradisional Indonesia (tambur, seruling, kemiri) ini berhasil mereguk sukses dengan penjualan lebih dari 150.000 kopi di Perancis dan Belgia[16][15], menjadikannya seorang artis berbangsa Indonesia pertama yang berhasil meletakkan nama sejajar dengan artis-artis Perancis yang ada.
Setahun berikutnya, Anggun meluncurkan versi bahasa Inggris dari album pertamanya bertajuk Snow on the Sahara. Album ini dirilis resmi di lebih dari 33 negara di benua Eropa, Asia, dan Amerika.[6][7][4] Khusus untuk pasaran Indonesia, Malaysia dan Jepang, album ini dirilis dalam edisi spesial berjudul Anggun. Singel "Snow on the Sahara" pun seketika menjadi hit besar. Singel ini melayang hampir seluruh tangga lagu di Eropa sepanjang 1998 hingga 1999. Single ini tercatat mencapai posisi 1 di Italia, Spanyol dan beberapa negara di kawasan Asia Timur.[4][7] Di Eropa, single ini bahkan berhasil menduduki Top 5 pada UK Club Charts, Inggris.[7] Pada tahun 1999, single ini terpilih sebagai soundtrack promo jam tangan mewah dunia, Swatch.[4][6]
Di Amerika Serikat, Snow on the Sahara dirilis pada Mei 1998 oleh Epic Record.[3] Anggun melakukan tour selama 9 bulan di negara itu untuk mempromosikan albumnya.[17] Kiprah Anggun di TV Amerika dimulai saat tampil di acara The Rossie O'Donnel Show[14]. Anggun juga diundang oleh Sarah McLachlan untuk tampil di Lilith Fair, festival musik wanita berkeliling Amerika.[14] Pada bulan Agustus 1998, Anggun tampil di acara New York "Sessions at West 54th".[18][19] Tidak hanya itu, Anggun juga menjadi satu-satunya penyanyi Asia yang mendapat kehormatan tampil pada acara Divas Live di Las Vegas. Sementara itu Anggun juga dikupas oleh sejumlah media di Amerika, diantaranya majalah Billboard dan Rollingstone.[4] Anggun juga diwawancarai secara khusus di CNN Internasional dalam program World Beat.[20]
Melalui serangkaian promo tersebut, 3 singel Anggun berhasil memasuki tangga lagu Billboard Chart dan Anggun tercatat sebagai penyanyi Asia pertama yang berhasil memasuki tangga lagu Amerika ini. Singel "Snow on the Sahara" mencapai posisi 16 di Billboard Hot Dance/Club Play.[21] dan posisi 19 di Billboard Border Breaker charts[14]. Lagu Anggun juga menduduki posisi kedua setelah Céline Dion dalam Billboard journalist's favourite singles of '98.[14] Meskipun cukup fenomenal, album Anggun ini terbilang gagal di Amerika dan tidak mampu menembus tangga album Billboard 200. Album ini menduduki posisi 23 di Billboard Heat Seekers Chart[22] dan terjual sekitar 200.000 keping di seluruh Amerika.[17][4][23]
Hingga tahun 1999, Snow on the Sahara telah terjual lebih dari 1 juta kopi di seluruh dunia,[4] menjadikan Anggun sebagai artis Asia dengan penjualan album paling tinggi di luar Asia (rekor yang masih dipegang Anggun hingga saat ini).
[sunting] Desirs contraires, Chrysalis dan era kolaborasi (2000-2004)
Pada tahun 1999, Anggun resmi bercerai dengan Michel de Ghea. Pada tahun 2000, Anggun merilis album internasional keduanya Chrysalis (versi bahasa Inggris) dan Desirs contraires (versi bahasa Perancis). Perceraiannya menginspirasi Anggun untuk menulis sejumlah lagu ballad di album ini. Masih diproduseri Erick Benzi, kali ini Anggin menulis semua lirik lagu berbahasa Inggris. Di album ini Anggun memasukan unsur Europop dan R&B. Dirilis dilebih dari 15 negara di Eropa dan Asia, sayangnya Sony tidak merilis album ini di Amerika Serikat meskipun singel pertamanya mendapat sambutan hangat di beberapa radio Amerika. Hit singel pertama dari album ini adalah "Still Reminds Me" untuk pasaran internasional dan "Un geste d'amour untuk Perancis. Anggun kembali mendulang sukses dengan "Still Reminds Me". Singel ini berhasil menduduki Top 5 dalam The Music & Media Europe Brokers Breakers Charts dan mencapai posisi puncak di Asian United Chart. Album kedua Anggun ini kembali terjual di atas 1 juta kopi, bahkan berhasil meraih gold di Italia hanya dalam waktu seminggu.[7]
Pada akhir tahun 2000, Anggun mendapat undangan untuk tampil pada konser Natal di Vatikan bersama Bryan Adams. Pada tahun 2001, Anggun menggelar tour keliling Eropa dan Asia. Konser pertama Anggun dimulai di Le Bataclan, Perancis pada 1 Februari 2001 dan berakhir di Kallang Theater, Singapura pada 30 April 2001.[6] Anggun juga tampil di berbagai perhelatan dunia diantaranya World Music Awards, MTV Awards, Top of the Pops, Silver Screen Awards, Women Inspire Awards, dan lainnya.[7][24]
Pada masa ini Anggun juga melakukan banyak kolaborasi. Diantara kolaborasinya saat itu yang terkenal yakni dengan DJ Cam dalam lagu jazz "Summer in Paris" yang menjadi klub hit di Eropa dan Asia. Kemudian kolaborasi Anggun dengan Deep Forest pada lagu bercengkok Sunda, "Deep Blue Sea" di tahun 2002 dan duet dengan penyanyi rock terkenal Italia, Piero Pelù dalam singel berbahasa Italia-Inggris berjudul "Amore Immaginato" di tahun 2003. Singel duet Anggun dengan Piro Pelu berhasil menduduki posisi puncak National Italian Airplay Chart selama 2 bulan.[24]
Selain kolaborasi, Anggun juga terlibat dalam proyek 2 film besar Skandinavia, yaitu Anja & Viktor dan Open Hearts.[7] Anggun merilis sebuah lagu berjudul "Rain (Here Without You)" untuk Anja & Viktor di tahun 2001. Tahun berikutnya, Anggun merilis album soundtrack Open Hearts di tahun 2002.[25][26] Di album berbahasa Inggris ketiga ini, Anggun bekerja sama dengan 2 musisi asal Denmark, Jesper Winge Leisner and Niels Brinck. Singel dari album ini, "Open Your Heart", berhasil menjadi nominasi sebagai "Best Song" pada Danish Film Awards 2003.[7]
Pada tahun 2000, Anggun mendapatkan penghargaan "The Cosmopolitan Asia Women Award", kemudian "The Women Inspire Award" di tahun 2002 sebagai penyanyi yang memberi inspirasi kepada seluruh wanita Asia atas kariernya sebagai penyanyi solo asal Asia yang sukses di dunia internasional.[27][4] Pada Januari 2003, Anggun hadir di MIDEM, sebuah festival musik internasional, untuk menerima penghargaan prestisius yang diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Perancis yaitu Diamond Award untuk prestasi penjualan albumnya di luar Perancis.[7] Menjadikan Anggun sebagai salah satu artis berbahasa Perancis dengan penjualan album terbaik seperti Daft Punk, Air, Manu Chao, dan lainnya.[7]
Pada tahun 2003 Anggun memutuskan untuk menghentikan kerja samanya dengan Sony Music, meskipun kotraknya belum selesai. Langkah ini diambil Anggun akibat telah berubahnya struktur perusahaan itu di berbagai negara.[28]. Anggun juga memutuskan pindah ke Montreal, Kanada untuk memperlebar sayapnya di Amerika. Di sini pula Anggun kemudian bertemu jodoh dengan Olivier Maury, seorang sarjana politik Kanada dan mereka menikah di tahun 2004.
[sunting] Luminescence dan Best Of (2005-2007)
Anggun kembali mengobati rindu para penggemarnya dengan merilis album ketiganya Luminescence pada tahun 2005. Berbeda dengan 2 album terdahulu, kali ini untuk versi bahasa Perancis dan bahasa Inggris dirilis dengan judul yang sama. Single pertama dari versi bahasa Perancis, "Être une femme", telah dinobatkan sebagai Lagu Paling Populer Tahun 2004 oleh Radio France International, sebuah stasiun radio bertaraf internasional di Perancis. "In Your Mind", singel pertama dari album versi bahasa Inggris, merupakan lagu yang sangat populer di Asia. Di Timur Tengah, singel Anggun "In Your Mind" dan "Undress Me" berhasil mencapai posisi puncak di tangga lagu Turki, Uni Emirat Arab, dan Lebanon. Singel kedua Anggun, "Saviour" juga menjadi hit di Rusia, Yunani, dan Italia. Lagu ini terpilih sebagai soundtrack dari film box office, The Transporter 2.[15]
Setelah tidak merilis album studio nyaris 5 tahun, Anggun yang sebelumnya di bawah label Sony Music, kini pindah ke Universal.[25] Album ini tidak lagi ditangani oleh Erick Benzi. Di album ini, Anggun telah bergabung dengan nama-nama tersohor dalam dunia musik Perancis seperti Jean-Pierre Taieb, Lionel Florence, Evelyn Kraal, dan Jean Faque.** Album ini berhasil meraih status Platinum di Eropa dan 4x Platinum di Asia.[29] Di Indonesia, meskipun dengan promo yang minim album ini berhasil meraih platinum.[30]
Pada tahun 2005, Anggun menerima sebuah penghargaan tertinggi "Chevalier des Arts et Lettres" dari pemerintah Perancis atas prestasi karier dan kontribusinya pada budaya Perancis di seluruh dunia.[31][32] Anggun juga ditunjuk sebagai juru bicara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Skim Mikrokredit,[33] sebuah program pengentasan kemiskinan di seluruh dunia. Anggun juga menjadi ambassador bagi Audemars Piguet, sebuah perusahaan jam tangan mewah dunia asal Swiss.[34]
Setahun berikutnya, Anggun merilis edisi repackage dari Luminescence dengan menambahkan 3 buah lagu baru dan foto-foto terbaru. Singel terbarunya yaitu "Juste avant toi" atau "I'll Be Alright" telah direkam secara rahasia di Jakarta dan Bali. Di Perancis, Swiss, Belgia, dan negara berbahasa Perancis lainnya, Luminescence Repackage dipasarkan pada 21 Agustus 2006. Sebuah buku foto Anggun disertakan dalam setiap pembelian album tersebut. Pada tahun yang sama, Anggun juga melakukan duet dengan penyanyi legendaris Julio Iglesias dalam lagu "All of You" yang sebelumnya dipopulerkan oleh Julio bersama Diana Ross di tahun 1984.[35]
Pada tanggal 25 Mei 2006, Anggun menggelar konser terbesarnya di Indonesia bertajuk "Konser Untuk Negeri". Sebanyak 5.000 tiket habis terjual pada konser yang bertempat di Jakarta Convention Center tersebut.[15][36] Kompas menyebutnya sebagai salah satu konser terspektakuler sepanjang tahun. Pada Desember 2006, Anggun menerima penghargaan khusus dari Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) sebagai "Artis Internasional Terbaik".[37][38] Anugerah khas itu diberikan atas keberhasilannya mengukir nama di luar negeri dan menaikan nama industri musik Indonesia di mata dunia internasional. Pada bulan yang sama, Anggun meluncurkan album Best Of-nya, khusus untuk Indonesia. Di album ini selain menampilkan hits Anggun selama karier internasionalnya, Anggun juga menyanyikan ulang 3 lagu lawasnya "Mimpi", "Bayang Bayang Ilusi", dan "Takut" dengan iringan Andy Ayunir dan Orkestra Saunine.[39] Hanya dalam waktu sebulan, album ini berhasil meraih Double Platinum dari Sony BMG.
[sunting] Elevation (2007-sekarang)
Pada tahun 2007, Anggun terlibat dalam film dokumenter berjudul Un jour sur terre atau Earth. Anggun bertindak sebagai narator dan merilis singel soundtrack dari film tersebut.
Pada akhir tahun 2008, Anggun merilis album internasional keempatnya berjudul Elevation. Versi bahasa Inggris dan bahasa Perancis dari album ini kembali dirilis dengan judul yang sama. Di album ini, Anggun mengubah aliran musiknya, jauh album-album sebelumnya.[40] Di album ini Anggun mulai memasukan jenis musik hip hop dan urban.[41] Anggun menggandeng produser hip hop bertangan dingin asal Amerika Serikat, Tefa dan Masta.[41] Anggun juga berkolaborasi dengan sejumlah rapper diantaranya Pras Michel (salah seorang personel The Fugees), Sinik dan Big Ali serta Laurent Wolf dan Tomer G. untuk meremix lagu-lagunya.[42]
Single pertama dari album ini yaitu "Si tu l'avoues" untuk pasaran Perancis, "Crazy" untuk pasaran internasional, serta "Jadi Milikmu" untuk pasaran Indonesia. Di Indonesia, sebelum dirilis pada 1 Desember 2008, album ini bahkan telah mendapat Double Platinum dari Sony BMG.[43][44]
[sunting] Kehidupan pribadi
Pada tahun 1992, Anggun menikah muda dengan dengan Michel de Ghea, seorang pria berkebangsaan Perancis. Konon pernikahan ini awalnya kurang disetujui oleh pihak keluarga Anggun karena perbedaan usia yang besar dan usia Anggun yang masih terlalu muda untuk menikah. Bersama Michel, Anggun kemudian hijrah ke Eropa untuk mewujudkan mimpi besarnya. Pasangan ini menetap di London, Inggris sejak tahun 1994, lalu kemudian pindah ke Paris, Perancis. Namun sayangnya setelah 7 tahun, pernikahan ini kandas di tahun 1999.
Sejak menetap di Montreal, Kanada pada tahun 2003, Anggun mulai menjalin hubungan dengan Oliver Maury, seorang sarjana politik Kanada. Setahun berikutnya, hubungan ini berlanjut ke jenjang perkawinan melalui upacara sederhana di Bali. Maury kemudian diangkat sebagai manajer Anggun. Namun kemudian pernikahan ini kembali kandas di tahun 2006.
Anggun kemudian menjalin hubungan dengan Cyril Montana, seorang penulis Perancis. Pada 8 November 2007, Anggun melahirkan putri pertamanya yang diberi nama Kirana.[45][46]
[sunting] Aktivitas lain
[sunting] Aktivitas sosial
Anggun merupakan salah satu artis yang sangat peduli pada masalah sosial. Sejak karier internasionalnya, Anggun telah terlibat dalam banyak proyek album amal, diantaranya Ensemble contre le Sida (1998), Les enfoires (1999), Les Restos du coeur (1999), Echoes of the Earth (2000), Les voix de l'espoir (2001), Gaia (2002), le Concert pour la Paix (2003), Genesis (2004) (duet bersama Peter Gabriel), "L'or de nos vies" (2005) (singel kampanye melawan AIDS), "Pour que tu sois libre" (singel amal tahun 2007). Anggun juga telah banyak mengadakan konser-konser amal bersama para musisi di Eropa, sebut saja Konser Melawan AIDS di tahun 2006 di Monako dan Konser Melawan Malaria di Swiss yang didukung beberapa musisi dari 5 benua.[47].
Pada tahun 2005, Anggun dinobatkan sebagai ambassador atau juru bicara Perserikatan Bangsa Bangsa untuk skim mikrokredit. Anggun ditunjuk PBB untuk menyukseskan pengentasan kemiskinan di negara-negara berkembang di seluruh dunia.[33] Pada tahun 2007, Anggun juga terpilih sebagai "Marraine de l'environnement" (duta lingkungan hidup) serta mendapat penghargaan "Le Grand Couer de l'annee" atas kontribusinya dalam sejumlah permasalahan sosial dan lingkungan hidup di Perancis.[48] Di Indonesia, pasca tsunami menyerang negara-negara Asia pada tahun awal tahun 2004, Anggun terbang ke Aceh untuk membantu rehabilitasi di sana.
[sunting] Produk iklan
Anggun merupakan salah satu penyanyi yang tidak terlalu tertarik dengan bidang di luar dunia tarik suara, termasuk menjadi duta atau model iklan. Ia sudah sering menolak tawaran iklan yang datang padanya. Menurut Anggun, ia memang sengaja menunda keinginannya untuk menjadi bintang iklan, karena menurut adat di Eropa, bila menolak tawaran, reputasi malah semakin meningkat.[34] Pada tahun 2005, Anggun untuk pertama kalinya menerima tawaran sebagai ambassador dari produk jam tangan mewah asal Swiss, Audemars Piguet.[34]
Pada tahun 2008, Anggun kembali menerima tawaran sebagai ambassador dari produk sampo asal Amerika Serikat, Pantene, serta merek susu asal Selandia Baru, Anlene.[49] Awalnya Anggun sempat menolak tawaran Anlene, tapi karena misi yang di bawa Anlene untuk pemberantasan osteoporosis di Indonesia, Anggun pun tertarik menjadi duta produk Anlene.[50]
[sunting] Diskografi
- Artikel utama untuk bagian ini adalah: Diskografi Anggun
[sunting] Album berbahasa Indonesia
- Dunia Aku Punya (1986)
- Anak Putih Abu Abu (1991)
- Nocturno (1992)
- Anggun C. Sasmi... Lah!!! (1993)
- Yang Hilang (1994)
[sunting] Album berbahasa Perancis
- Au nom de la lune (1997)
- Désirs contraires (2000)
- Luminescence (2005)
- Elévation (2008)
[sunting] Album berbahasa Inggris
- Snow on the Sahara (1998)
- Anggun (1998)
- Chrysalis (2000)
- Open Hearts - Original Soundtrack (2002)
- Luminescence (2005)
- Best Of (2006)
- Elevation (2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar